Beranda | Artikel
Haji Furoda Juga Butuh Kesabaran
Jumat, 23 Juni 2023

Haji furoda adalah haji yang visanya diperoleh dari undangan pemerintah Arab Saudi secara langsung. Sehingga kuota yang diberikan adalah di luar kuota haji reguler pemerintah Arab Saudi untuk pemerintah Indonesia. Ketika seseorang mendapatkan kesempatan menjalankan haji dengan jalur furoda, itu adalah sebuah kebaikan yang wajib disyukuri. Hal ini karena seorang muslim bisa mempersingkat masa penantian panggilan ibadah haji.

Sebagaimana kita ketahui bahwa kesabaran itu ada tiga macam:

Pertama: Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah ‘Azza Wajalla.

Kedua: Sabar dalam menahan diri untuk tidak berbuat maksiat.

Ketiga: Sabar menerima ketetapan Allah ‘Azza Wajalla.

Maka, seorang muslim yang menjalankan ibadah haji furoda maupun haji reguler memerlukan kesabaran yang tidak sedikit. Baik ketika penantian maupun saat pelaksanaan ibadah haji nantinya. Allah ‘Azza Wajalla berfirman menjanjikan pahala yang besar bagi mereka yang mau bersabar,

وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ اِلَّا بِاللّٰهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِيْ ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُوْنَ

Bersabarlah (Nabi Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan (pertolongan) Allah. Janganlah bersedih terhadap (kekufuran) mereka. Dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan.” (QS. An-Nahl: 127)

Begitu pun firman Allah ‘Azza Wajalla,

وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

Akan tetapi, sungguh siapa yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.” (QS. Asy-Syura: 43)

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu mengatakan,

الصبر كنز من كنوز الخير لا يعطيه الله إلا لعبد كريم عنده

Kesabaran adalah kunci semua kebaikan yang tidak Allah berikan, kecuali kepada hamba-Nya yang mulia di sisi-Nya.” (Ash-Shabru Wal Tsawab ‘Alaih karya Ibnu Abid Dunya, hal. 27)

Tuntutan bersabar ketika seorang menjalankan ibadah haji karena beberapa alasan. Yakni, ia harus bersabar dalam menjalankan manasik haji mengingat fasilitas yang didapatkan haji furoda tidak akan jauh berbeda dengan jemaah haji lain. Namun, ia harus bersabar dalam menjalankannya. Karena di sanalah ia akan petik pahala begitu besar. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama ketika merespon pertanyaan ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha tentang amalan jihad yang utama, beliau shallallahu ‘alaihi wasallama menjawab,

لَا، لَكِنَّ أفْضَلَ الجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Bukan, justru amalan jihad yang utama adalah haji mabrur.” (HR. Bukhari no. 1520)

Jawaban beliau ditujukan untuk mengajarkan kepada ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha dan kaum muslimah bahwa jihad yang paling utama bagi mereka adalah berhaji. Meskipun demikian, kita bisa mengambil pelajaran bahwa ibadah haji memerlukan jihad (perjuangan). Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu menjelaskan,

فالنساء جهادهن هو الحج أما الرجال فالجهاد في سبيل الله أفضل من الحج إلا الفريضة فإنها أفضل من الجهاد في سبيل الله لأن الفريضة ركن من أركان الإسلام

Bagi wanita, jihad yang lebih utama bagi mereka adalah haji. Sementara bagi laki-laki, jihad fii sabilillah lebih utama dibandingkan haji, kecuali haji yang wajib. Maka, (tetap) itu lebih utama dibandingkan jihad di jalan Allah. Karena haji yang wajib merupakan salah satu rukun Islam.” (Syarh Riyadh Al-Shalihin, 5: 323)

Begitu pun seorang jemaah haji furoda dituntut untuk bersabar dalam meninggalkan kemaksiatan, sehingga ibadah hajinya menjadi ibadah haji yang mabrur. Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu tentang haji mabrur, Ibadah haji yang mabrur adalah yang terkumpul padanya beberapa kriteria: 1) Niat ikhlas mengharapkan wajah Allah dan tidak mengharapkan pujian manusia atau supaya disebut haji, 2) Sekuat tenaga dengan mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama, dan 3) Diusahakan dari harta yang mubah atau tidak haram.” (Syarh Riyadh Al-Shalihin, 5: 322)

Semoga Allah Ta’ala memberikan kesempatan untuk kita berhaji bersama orang-orang tercinta dan jadikan sebagai haji yang mabrur. Amin

Baca juga: Hikmah Ibadah Haji

***

Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.

Artikel: Muslim.or.id


Artikel asli: https://muslim.or.id/85727-haji-furoda.html